Kata Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah “HUBUNGAN ILMU KALAM DENGAN
ILMU LAINNYA” dengan lancar.
Kami
juga tak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada rekan-rekan satu kelompok
yang sudah membantu, serta guru Aqidah Akhlak yang sudah membimbing kami
sehingga kami bisa membuat makalah ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku
hingga jadi sebuah makalah yang Insyaallah baik dan benar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini
bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik
lagi.
Kami
berharap semoga makalah ini dapat menjadi pembelajaran, memperluas wawasan, dan
memberi manfaat bagi kita sekalian. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata penulis berharap agar
makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca dan seluruh siswa MAN 2 Madiun.
Terimakasih.
Madiun, Agustus 2014
Penyusun
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu Kalam merupakan ilmu yang membahas tentang
ketuhanan. Apabila memperhatikan definisi ilmu kalam diatas, yakni ilmu yang
membahas berbagai masalah ketuhanan dengan menggunakan argumentasi logika atau
filsafat, secara teoritis aliran salaf tidak dapat dimasukkan kedalam aliran
ilmu kalam, karena aliran ini dalam masalah-masalah ketuhanan tidak menggunakan
argumentasi filsafat atau logika..
Ilmu kalam disebut juga dengan berbagai macam nama
antara lain ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh al-akbar dan teologi Islam.
Disini akan dijelaskan mengenai hubungan ilmu kalam dengan filsafat islam,
tasawuf, syariat, Al Quran, ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqih, ilmu aqidah, ilmu
syariah/hukum.
B.
Tujuan
Setelah membaca dan mempelajari makalah
ini, diharapkan siswa mampu :
1. Mengetahui
pengertian ilmu kalam
2. Mengetahui
hubungan ilmu kalam dengan filsafat islam
3. Mengetahui
hubungan ilmu kalam dengan tasawuf
4. Mengetahui
hubungan ilmu kalam dengan Al Quran
5. Mengetahui
hubungan ilmu kalam dengan ilmu ushuluddin
6. Mengetahui
hubungan ilmu kalam dengan ilmu tauhid
7. Mengetahui
hubungan ilmu kalam dengan fiqih
8. Mengetahui
hubungan ilmu kalam dengan ilmu aqidah
9. Mengetahui
hubungan ilmu kalam dengan ilmu syariah/hukum
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ilmu
Kalam
Ilmu kalām (bahasa Arab: علم الكلام). Secara bahasa
kalam berarti perkataan. Sedangkan menurut istilah ilmu kalam adalah satu kajian ilmiah yang berupaya untuk memahami
keyakinan-keyakinan keagamaan dengan didasarkan pada argumentasi yang kokoh. Ahli ilmu kalam disebut mutakallimin.
Menurut Ibnu Khaldun, ilmu kalam adalah ilmu yang memuat beberapa alasan untuk
mempertahankan keimanan agama Islam dengan menggunakan dalil-dalil aqli
(pikiran), serta memuat pula bantahan terhadap orang yang mengingkarinya dan
berbeda pandangan dengan pemahaman salaf dan ahli sunah.
B.
Hubungan Ilmu Kalam Dengan Ilmu Lainnya
1. Hubungan
Ilmu Kalam Dengan Filsafat Islam
Banyak para ahli yang berpendapat bahwa ilmu kalam dan
filsafat Islam memiliki hubungan karena pada dasarnya ilmu kalam adalah ilmu
ketuhanan dan keagamaan. Sedangkan filsafat Islam adalah pembuktian
intelektual.
Seperti halnya Dr.
Fuad Al-Ahwani dalam bukunya filsafat Islam tidak setuju kalau sama dengan ilmu
kalam. Karena ilmu kalam dasarnya adalah keagamaan atau ilmu agama. Sedangkan
filsafat merupakan pembuktian intelektual. Obyek pembahasannya bagi ilmu kalam
berdasar pada Allah swt. Dan sifat-sifatnya serta hubungannya dengan alam dan
manusia yang berada di bawah syari’at-Nya. Obyek filsafat adalah alam dan
manusia serta pemikiran tentang prinsip wujud dan sebab-sebabnya. Seperti
filosuf Aristoteles yang dapat membuktikan tentang sebab pertama yaitu Allah.
Tetapi ada juga yang mengingkari adanya wujud Allah swt. Sebagaimana aliran
materialisme.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasanya ilmu kalam dan
filsafat tidak memiliki hubungan karena obyek kajiannya berbeda. Kalam obyek
kajiannya lebih mendasar pada ketuhanan sedangkan filsafat Islam objek
kajiannya tentang alam manusia yang berada pada syari’atnya.
2. Hubungan
Ilmu Kalam Dengan Tasawuf
Ilmu kalam adalah disiplin ilmu keIslaman yang banyak
mengedepankan pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan.
Persoalan-persoalan kalam ini biasanya mengarah sampai pada perbincangan yang
mendalam dengan dasar- dasar argumentasi, baik rasional (aqliyah) maupun
naqliyah. Argumentasi yang dimaksudkan adalah landasan pemahaman yang cenderung
menggunakan metode berpikir filosofis, sedangkan argumentasi naqliyah biasanya
bertendensi pada argumentasi berupa dalil-dalil Al-Qur’an dan hadits. Pembicaraan
materi-materi yang tercakup dalam ilmu kalam terkesan tidak menyentuh rasa
rohaniah. Sebagai contoh, ilmu kalam menerangkan bahwa Allah bersifat Sama’,
Bashar, Kalam, Iradah, Qudrah, Hayat, dan sebagainya. Namun, ilmu kalam tidak
menjelaskan bagaimana seorang hamba dapat merasakan langsung bahwa Allah
mendengar dan melihatnya, bagaimana pula perasaan hati seseorang ketika membaca
Al-Qur’an, bagaimana seseorang merasa bahwa segala sesuatu yang tercipta
merupakan pengaruh dari kekuasaan Allah ? Pernyataan-pernyataan diatas sulit
terjawab hanya dengan berlandaskan pada ilmu kalam. Biasanya, yang membicarakan
penghayatan sampai pada penanaman kejiwaan manusia adalah ilmu Tasawuf.
Disiplin inilah yang membahas bagaimana merasakan tidak saja termasuk dalam
lingkup hal yang diwajibkan. Pada ilmu kalam ditemukan pembahasan iman dan
definisinya, kekufuran dan manifestasinya, serta kemunafikan dan batasannya.
Sementara pada ilmu tasawuf ditemukan pembahasan jalan atau metode praktis
untuk merasakan keyakinan dan ketentraman. Sebagaimana dijelaskan juga tentang
menyelamatkan diri dari kemunafikan. Semua itu tidak cukup hanya diketahui
batasan-batasannya oleh seseorang. Sebab terkadang seseorang sudah tahu
batasan-batasan kemunafikan, tetapi tetap saja melaksanakannya.
Dalam kaitannya
dengan ilmu kalam, ilmu Tasawuf mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.
Sebagai pemberi wawasan spiritual
dalam pemahaman kalam. Penghayatan yang mendalam lewat hati terhadap ilmu kalam
menjadikan ilmu ini lebih terhayati atau teraplikasikan dalam perilaku. Dengan
demikian, ilmu Tasawuf merupakan penyempurna ilmu kalam.
2.
Berfungsi sebagai pemberi kesadaran
rohaniah dalam perdebatan- perdebatan kalam. Sebagaimana disebutkan bahwa ilmu
kalam dalam dunia Islam cenderung menjadi sebuah ilmu yang mengandung muatan
rasional disamping muatan naqliyah, ilmu kalam dapat bergerak kearah yang lebih
bebas. Disinilah ilmu Tasawuf berfungsi memberi muatan rohaniah sehingga ilmu
kalam terkesan sebagai dialektika keIslaman belaka, yang kering dari kesadaran
penghayatan atau sentuhan hati.
3.
Hubungan Ilmu
Kalam Dengan Syariat
Dalam bentuk
(struktur) Islam, ilmu kalam itu dasar diatasnya dibangun syari’at. Dalam Islam
tanpa kalam sebagaimana syari’at tidak bisa subur dan berkembang kalau tidak di
bawah lindungan akidah. Maka syari’at tanpa ilmu kalam tak ubahnya bagai
bangunan yang tergantung di awang-awang tiada mempunyai sandaran kekuatan
moral, yang memberikan ilham supaya syari’at dihormati, dipatuhi dan dijalankan
semestinya tanpa memerlukan bantuan kekuatan manapun selain dari perintah jiwa
sendiri.
Maka teranglah
akidah dan syari’at memerlukan hubungan dan jalinan yang erat, sehingga antara
keduanya tidak dapat dipisahkan. Akidah pokok dan pendorong bagi syari’at.
Sedang syari’at merupakan jawaban dan sambutan dari panggilan jiwa yang
ditimbulkan oleh akidah. Dengan terjadilah jalinan yang erat ini, terbentanglah
jalan menuju keselamatan yang telah disediakan Tuhan untuk hambanya yang
beriman. Maka dengan demikian, orang yang beriman dan mempunyai akidah, tetapi
menyampingkan syari’at (meninggalkan amal shaleh) atau hanya mematuhi syari’at
tetapi tidak menjunjung akidah maka orang itu bukanlah seorang muslim sejati
dalam pandangan Tuhan. Orang itu bukan pula berjalan di sepanjang hukum Islam
menuju keselamatan dan kejayaan.
4.
Hubungan Ilmu
Kalam Dengan Al Qur’an
Sebagai sumber
ilmu kalam, Al-Qur’an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah
ketuhanan, diantaranya QS. Al-Ikhlas (112): 3-4, Ayat ini menunjukkan bahwa :”
“Tuhan tidak beranak dan tidak diperanakkan serta tidak ada sesuatupun di dunia
ini yang tampak sejajar dengan-Nya”
Ayat di atas
berkaitan dengan dzat dan hal-hal lain yang berkaitan dengan eksistensi Tuhan.
Hanya saja, penjelasan rincinya tidak ditemukan. Oleh sebab itu, para ahli berbeda
pendapat dalam menginterprestasikan rinciannya. Pembicaraan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan ketuhanan itu di sistematisasikan yang pada
gilirannya menjadi sebuah ilmu yang dikenal dengan istilah ilmu kalam.
Dengan demikian,
ilmu kalam dengan Al-Qur’an adalah ilmu yang saling berketerkaitan yang tidak
bisa dipisahkan, karena sumber dari ilmu kalam adalah Al-Qur’an dan hadits.
Al-Qur’an sendiri di dalam isinya banyak membahas tentang hal-hal yang
berkaitan dengan Tuhan baik berupa dzat, sifat, asma, perbuatan dan tuntunan
sedangkan ilmu kalam juga membahas keesaan Allah swt.
5.
Hubungan Ilmu Kalam Dengan Ilmu
Ushuluddin
Ilmu kalam
dapat dipahami sebagai satu kajian ilmiah yang berupaya untuk memahami
keyakinan-keyakinan keagamaan dengan didasarkan pada argumentasi yang
kokoh.Ilmu ini dapat berguna untuk mempertahankan atau menguatkan penjelasan
tentang akidah dan pemahaman keagamaan islam dari serangan lawan-lawannya
melalui penalaran rasional.Ilmu kalam merupakan ilmu yang membahas segala
sesuatu yang berhubungan dengan uluhiah, termasuk kalamullah.
Ilmu Ushuludin adalah ilmu yang membahas pokok-pokok
(dasar) agama, yaitu akidah, tauhid dan I’tikad (keyakinan) tentang rukun Iman
yang enam.
Sebutan lain bagi Ilmu Ushuludin adalah ilmu Theologi
(ketuhanan), karena membahas tentang ke tauhid-an (ke-Esa an) Allah, sifat dan
asma’ (nama) Allah.
Sebutan lain yang lebih populer adalah Ilmu Kalam,
karena bahasan yang sedang ramai dibahas pada saat lahirnya ilmu kalam adalah
masalah kalam (firman Allah) disamping itu pembahasan ilmu ini menggunakan
metode ilmu mantiq (logika) sedangkan kata mantiq secara etimologi bahasa
sinonim dengan kalam.
Kedua ilmu ini sangat berhubungan karena sama – sama
mempelajari kayakinan, ketaatan, dan katauhidan pada Allah.
6.
Hubungan Ilmu
Kalan Dengan Tauhid
Ilmu
Kalam adalah ilmu yang membahas tentang Tuhan dengan mendasarkan pada argument
logika atau rasio sebagai pembuktian terhadap argument naqli atau teks.
Tauhid
ialah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa (mengesakan Tuhan), tidak ada sekutu
bagiNya. Mengesakan Allah pada sesuatu yang menjadi kekhususanNya, baik
Rububiyah, Uluhiyah, atau Asma serta sifat-sifatNya.
Ilmu
Kalam dan Tauhid sama-sama membahas tentang Ketuhanan.
7.
Hubungan Ilmu kalam dengan Fiqih dan Ushu Fiqih
Menurut Abu Hanifah hokum islam (Fikih)
terbagi kedalam dua yaitu Fiqih Al-akbar dan Fiqih Al-Asghar, Fiqih al-Akbar
merupakan keyakinan, pokok agama, ketauhidan sedangkan fiqih al-Asghar adalah
cabang agama berupa cara-cara beribadah seperti muamalah. Dari pendapat Abu
Hanifah bahwa adanya hubungan antara ilmu kalam dengan fiqih. Ilmu kalam
membahas soal-soal dasar dan pokok, pandangan lebih luas, tinjauan dapat
memberi sikap toleran, member keyakinan yang mendalam berdasarkan pada landasan
yang kuat sedangkan Fiqh membahas soa furu’ atau cabang dan ranting,
pandangannyapun lebih detai dan rinci.
Dalam memahami dan menafsirkan ayat-ayat
al-Quran yang berkenaan dengan hokum diperlukan ijtihad yaitu suatu usaha
dengan mempergunakan akal dan prinsip kelogisan untuk mengeluarkan ketentuan
hokum dari sumbernya. Misalnya adalah qiyas yaitu menyamakan hokum sesuatu yang
tidak ada nask hukumnya dengan hokum sesuatu yang lain atas dasar persamaan
illat. Dalam menentukan persamaan diperlukan pemikiran. Artinya, pertimbangan
akal diniai lebih baik bagi kehidupan masyarakat dan perorangan.
Aliran-aliran teologi dalam islam semuanya memakai
akal dalam menyelesaikan persoalan teologinya dan berpedoman kepada wahyu, yang
membedakannya yatu dalam derajat kekuataan yang diberikan kepada akal dan dalam
interpretasi mengenai teks al-Quran dan Hadits. Teolog yang berpendapat akal
memiliki daya yang kuat memberi interpretasi yang liberal mengenai teks ayat
al-Quran dan hadits (terikat ayat qath’i) sehingga dinamakan teologi liberal
yang bebas berkehendak (contoh:mu’tazilah) yang berpegang teguh pada logika
namun sukar ditangkap golongan awam dan Teolog yang berpendapat akal memiliki
daya yang lemah memberi interpretasi harfi/dekat mengenai teks ayat al-Quran
dan hadits (terikat ayat zanni) sehingga dinamakan teologi tradisional yang
terbatas dalam berkehendak (contoh: as’ariyah) yang berpegang pada arti harfi
dan kurang menggunakan logika namun mudah diterima kaum awam. Begitupun
madzhab-madzhab dalam fiqih adanya perbedaan dikarenakan kemampuan akal dalam
menginterpretasikan teks Al-Quran dan Hadits.
8.
Hubungan Ilmu
Kalam Dengan Ilmu Aqidah
Ilmu
Aqidah adalah yang membicarakan perkara-perkara yang berkaitan keyakinan
terhadap Allah swt dan sifat-sifat kesempurnaanNya.
Ilmu kalam juga mengajarkan agama islam yang sebenarnya.
9. Hubungan Ilmu Kalam Dengan Syariah/Hukum
Syariah adalah
seluruh ajaran islam yang berupa norma-norma ilahiyah, baik yang mengatur
tingkah laku batin (system kepercayaan) maupun tingkah laku konkrit
(legal-formal) yang individual dan kolektif.
Ilmu kalam juga membahas tentang
syariah/hukum.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
HUBUNGAN ILMU
KALAM DENGAN SYARIAT
Dalam bentuk
(struktur) Islam, ilmu kalam itu dasar diatasnya dibangun syari’at. Dalam Islam
tanpa kalam sebagaimana syari’at tidak bisa subur dan berkembang kalau tidak di
bawah lindungan akidah.
2.
HUBUNGAN ILMU
KALAM DENGAN AL-QUR’AN
Ilmu kalam
dengan Al-Qur’an adalah ilmu yang saling berketerkaitan yang tidak bisa
dipisahkan, karena sumber dari ilmu kalam adalah Al-Qur’an dan hadits.
3.
HUBUNGAN ILMU
KALAM DENGAN FILSAFAT ISLAM
Banyak para ahli
yang berpendapat bahwa ilmu kalam dan filsafat Islam memiliki hubungan karena
pada dasarnya ilmu kalam adalah ilmu ketuhanan dan keagamaan. Sedangkan
filsafat Islam adalah pembuktian intelektual.
4.
HUBUNGAN ILMU
KALAM DENGAN ILMU TAUHID
Ilmu kalam
dinamakan juga ilmu tauhid dikarenakan sama-sama membahas tentang keesaan
allah swt dan tidak ada sekutu baginya.
5.
HUBUNGAN ILMU
KALAM DENGAN ILMU AQIDAH
Ilmu kalam juga mengajarkan agama islam yang sebenarnya.
Ilmu kalam juga mengajarkan agama islam yang sebenarnya.
6.
HUBUNGAN ILMU
KALAM DENGAN USULUDDIN
Ilmu kalam dengan usuluddin mempunyai hubungan yang sangat erat karena mempelajari tentang dasar-dasaar agama.
Ilmu kalam dengan usuluddin mempunyai hubungan yang sangat erat karena mempelajari tentang dasar-dasaar agama.
7. HUBUNGAN ILMU KALAM DENGAN SYARIAH/HUKUM
Ilmu kalam juga
membahas tentang syariah/hukum.
B.
Kata Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai
mengenai materi hubungan ilmu kalam dengan ilmu lainnya yang menjadi pokok
pembahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan referensi.
Kami
harapkan teman-teman memberikan kritik dan saran yang dapat membangun demi
sempurnanya makalah ini.
Terimakasih
Bagus. Mantabbbb. Tapi sedikit kurang pendiskrpsiannya. Terima kash
BalasHapus